Desa Bokong

Kec. Taebenu
Kab. Kupang - Nusa Tenggara Timur

Info
Selamat Datang di Website Resmi Pemerintah Desa Bokong Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang Terima kasih telah berkunjung ke Website Desa Bokong

Artikel

Sejarah Desa Bokong

Administrator

26 Agustus 2016

430 Kali dibuka

Dulunya masyarakat Desa Bokong dan wilayah Desa Bokong pada umumnya adalah wilayah kekuasaan Amarasi. Sedangkan masyarakat Desa Bokong semua berasal dari Amfoang yang silsilah asal-usul sebagai berikut;

Pada zaman dahulu Amarasi di datangi oleh musuh langit yang datang dengan sendirinya dan membunuh orang Amarasi, walaupun mendapat perlawanan namun musuh langit tersebut tidak terkalahkan. Oleh karena ada pohon kasuari/cemara yang tingginya menembus sampai ke awan sehingga musuh tersebut datang silih berganti datang dari langit melalui pohon kasuari/cemara tersebut. Maka timbulah niat orang Amarasi / Usif/Raja Amarasi untuk meminta bantuan dari Raja-raja yang ada di pulau Timor. Permintaan tersebut dikabulkan oleh Raja Amfoang dan mengutus pasukan dari Amfoang untuk datang membantu masyarakat Amarasi.

Waktu dari Gunung TIMAU tiba di Amarasi untuk  berperang membantu masyarakat Amarasi melawan musuh langit (NENO TUNAN). Orang yang berhasil merobohkan pohon kasuari/cemara tersebut adalah: TIMAU (orang /warga Desa Bokong sekarang) sehingga sebagai balas jasa USIF AMARASI kepada orang TIMAU (Bokong) adalah harus memberikan “MUTI” (logam) yang panjangnya dari Amarasi sampai Amfoang, karena orang Amarasi (usif ) tidak memiliki logam tersebut maka sebagian wilayah Amarasi di berikan kepada orang TIMAU untuk di jadikan Pemukiman dan mendirikan kekuasaan sendiri.

Mula-mula masyarakat Desa Bokong bermukim di NI’BAKI (Bonen) pekerjaan masyarakat tersebut adalah  bertani,  beternak dan berburu. Pada suatu ketika ada seorang yang berburuh ke suatu tempat ”Sanenu” dan berhasil mendapat binatang buruan yakni : Seekor sapi yang miliknya PAH TUAF (Penguasa Alam) maka datanglah Pah Tuaf tersebut akan memberikan kepadanya untuk berburu dan bermukim, tetapi jangan sekali-kali memburuh hewan kepunyaan  Pah Tuaf, maka orang tersebut penuh percaya diri menamai tempat tersebut  “BIBE’ES / SAENENUK” artinya JALAN/PERGI/PESIAR, dengan dasar berburu maka mendapat Restu dari PAH TUAF untuk bisa bermukim,dan lokasi tersebut / tanah tersebut ada sampai sekarang.

Setelah kembali ke NI’BAKI’ (Bonen) timbullah niat datang dan bermukim di SAENENUK (BIBE”ES), akan tetapi tidak semua masyarakat datang yang lain tinggal tetap di NI’BAKI, dan terbukti sampai dengan sekarang,warga masyarakat Desa Bokong masih tetap di NI’BAKI (Bonen) Desa Baumata. Masyarakat yang datang di SAENENUK, ( sanenu sekarang). Makin hari makin bertambah dan beranak cucu maka di bangun sebuah kesepakatan untuk menderikan wilayah kekuasaan, mula-mula yang tinggal pertama di tempat tersebut terdiri dari  4 (empat)  Keluarga Yakni : TUNBONAT, BAITANU, HEKA MNASI, HEKA MNUKE, keempat keluarga tersebut lahir dari satu keluarga ketika berada di “TIMAU” (Amfoang).

Niat untuk menderikan kekuasaan NAKAF  /TEMUKUNG akhirnya di restui oleh FETOR TAEBENU sehingga yang terjadi  NAKAF/TEMUKUNG pertama kali dari Rumpun ’Keluarga HEKA MNUKE yang bernama OBA MNUNAL’, karena di nilai pandai berbicara dan memimpin,dan SONAF (ISTANA) pertama berada di  BIBE”ES / SAENENUK, kehidupan masyarakat makin hari makin bertambah dan siapapun dia yang datang kawin di antara ke 4 keluarga tersebut tidak di perkenankan untuk keluar, akan tetapi tinggal menetap dan pekerjaan yang di lakukan adalah sama seperti semula yakni bertani dan beternak.

Pada suatu ketika sang  NAKAF / TEMUKUNG tersebut tak menjaga wibawa ketemukungan yang kedapatan memikul hasil kebun maka diberhentikan dari jabatan Temukung, dan di ganti dari keluarga besar ‘HEKA  MNASI ( HEKA NAKAF ) maka timbullah kesepakatan dengan temukung-temukung tetangga dan para Raja ( USIF ) untuk menentukan batas-batas wilayah kekuasaan,sehingga batas wilayah ketemukungan tersebut masih ada sampai sekarang.

Masyarakat yang ada di SAENENUK terus bertambah dan ketika datang masa penjajahan masyarakat memilih untuk menggembalakan ternak,karena mengikutI  jejak ternak sehingga terhindar dari ancaman penjajahan,maka ada sebuah tempat para kawanan ternak tidur/beristerahat,maka tempat tersebut dinamai ”TILON” yang artinya tempat beristerahat kawanan ternak, maka dibangunlah sebuah pemukiman kecil yang masih ada sampai sekarang.

Dari Saenenuk/Tilon  yang terus didiami masyarakat terus bertambah maka lokasi untuk di jadikan kebun adalah “NETAN BOKONG” ( Labu) dan hasil kebun yang paling banyak adalah jagung dan labu dan yang aneh ada pohon labu yang satu tangkai memiliki buah lebih dari satu, sehingga lokasi tersebut di namai “Bokong” artinya Labu.

Di tempat tersebut ada sebuah mata air yang sangat sejuk sehingga di sukai oleh SANG TEMUKUNG karena mata air tersebut ketika mandi ataupun minum ada satu kehangatan tersendiri sehingga mata air tersebut di namai “BOEN” ( BOE HO NEKAM MA AN SAOM ) yang artinya: mata air itu, mata air untuk membersihkan hati dan perasaan, karena lokasi sangat di minati oleh Temukung dan warga masyarakat dan juga masyarakat sudah bertambah, ada yang tinggal di SAENENUK ( Sanenu sekarang) Tilon dan Bokong, maka SONAF mulai di pindahkan dari SAENENUK menuju BOEN, dan bahkan masih ada sampai sekarang.

Pola bertani dan beternak terus bertambah, sehingga warga masyarakat terus mengembalakan kawanan ternak, dan di mana ada daerah padang yang masih dalam wilayah KETEMUKUNGAN HEKA NAKAF di jadikan lokasi untuk menggembalakan ternak, maka ada sebuah lokasi padang rumput yang berada di bagian timur dari Desa Bokong /Temukung HEKA NAKAF yang berbatasan dengan Amarasi di jadikan lokasi Pengembalaan tapi tidak mata air, maka masyarakat berusaha menggali mata air yang akhirnya mendapatkan mata air sehingga lokasi tersebut: di beri nama : OE’SU yang artinya AIR YANG DI GALI  TANAH OLEH TANGAN MANUSIA dan orang yang berhasil menggali mata air tersebut bernama ATI MNASI dan TENY BAKON, yang adalah ayah dari KELUARGA BESAR ATIMETA, karena mata air tersebut kecil maka untuk memberi minum ternak harus menggunakan tempat lain, sehingga mereka menggunakan  “A’BA’I (tempat yang berbentuk seperti sampan berasal dari kayu) maka tempat tersebut di beri nama OE’BA’I sehingga OE’SU dan OE BA’I adalah satu, karena ternak pemeliharaan makin hari makin betambah banyak bahkan berjalan sampai dengan wilayah KTEMUKUNGAN LOE MNANU, maka niat masyarakat mendekati Temukung LOE MNANU untuk mengecilkan lokasi pengembalaan,sehingga atas persetujuan LOE MNANU menjual sebagian wilayah ( Desa Fatuteta sekarang) kepada Temukung HEKA NAKAF bersama 4 (empat) rumpun keluarga ( TUNBONAT, BAITANU, HEKA MNASI, HEKA MNUKE ) untuk di jadikan lokasi pengembalaan dan pemukiman.

Sehingga wilayah kekuasaan Temukung HEKA NAKAF ( Tunbonat, Baitanu, Heka Mnasi, Heka Mnuke) mulai dari Saenenuk /Tilon/ Bokong/Oe’su’u /Fatuteta....Karena tradisi kawin mawin tidak di perkenanakan kepada pihak luar /lain untuk kawin dan memberi Belis (Adat belis) tapi harus tinggal tetap, maka keluarga “BAHAS” yang kawin di 4 mata rumpun tersebut tinggal tetap diam di berikan tempat, maka keluarga BAHAS ada sampai sekarang, keluarga ATOLO. Sedangkan keluarga NUBATONIS ( Amarasi ingin untuk merampas kembali sebagian wilayah, akan tetapi sejingkal pun tidak di berikan, sehingga orang Amarasi yang masuk dan tinggal di KETEMUKUNGAN HEKA NAKAF tetap berada  dalam kekuasaannya dan terbukti keluarga NUBATONIS masih ada sampai sekarang, tetapi bukan di bawah kekuasaan Amarasi tapi di kekuasaan HEKA NAKAF sehingga total mata rumpun keluarga besar Desa Bokong sekarang bertambah menjadi 7 rumpun keluarga besar,yakni: TUNBONAT, BAITANU, HEKA MNASI, HEKA MNUKE, BAHAS, ATOLO, NUBATONIS.

Dalam menjalankan kekuasaan sebagai seorang Temukung( Heka Nakaf )dengan wilayah yang luas dan masyarakat semakin banyak maka Doa Restu seorang Temukung di karuniai 3 orang anak yakni SENGKOE OTA, TALELU OTA, TEKU OTA dan ketiga putra tersebut beranjak menjadi dewasa sehingga sang Temukung memberikan kepercayaan untuk memimpin dengan pembagian wilayah sbb:

  1. Wilayah kampung Tua ( SAENENUK) di pimpin oleh : TALELU OTA
  2. Wilayah Bokong di pimpin oleh: SENGKOE OTA
  3. Wilayah Fatuteta di pimpin oleh : TEKU OTA

Dari hasil Kepemimpinan ketiga orang tersebut di segani oleh masyarakat ( 4 mata rumpun besar )oleh karena mampu mempertahankan wilayah kekuasaan masing-masing, dan ketika orang tersebut puncak kepimimpinan sampai lahirnya Desa Gaya baru pada thn 1970. Adapun profil kepemimpinan sbb;

  1. Zaman Ketemukungan /Nakaf ;
  2. KUB HEKA (Memimpin marga: Tunbonat, Baitanu, Hek Mnasi, Heka Mnuke)
  3. HEK TALELU (Memimpin marga: Tunbonat, Baitanu, Heka mnasi, Heka Mnuke)
  4. OTA TALELU (Memimpin marga: Tunbonat, Baitanu, Heka Mnasi, Heka Mnuke)
  5. SENKOE OTA (Memimpin marga :Tunbonat, Baitanu, Heka mnuke, Heka Mnasi, Bahas, Atolo ).

Pakaian untuk Nakaf /Temukung  adalah  lambang  Kolo Leo Tuna (lambang  Burung dan Bunga) sedangkan Pakaian untuk masyarakat umum adalah motif akaib, mabuku.

Adapun organisasi /struktur kepemimpinan :

  1. Heka Mnasi ( Sanenu): Heka nakaf, Hek haem nanu, Hek Meo, Hek mokono, Hekmanu oemeten, hek mobuku, Hek poaseuq).
  2. Heka Mnuke (Nefu kusi :  marga Atimeta, marga Manunel.
  3. Tunbonat ( Sanenu): Marga Sakau, Marga Tunbonat).

Zaman Ketemukungan:

  1. SEN KOE OTA (Heka Mnasi) meliputi Bokong, Naiobe, Kuannunuh, Mekon, dan Peas.
  2. TALELU OTA ( Heka Mnasi) Meliputi: Saenenuk, Naiotel, Tilon, Haubesin dan Naitoli.
  3. TEKU OTA ( Heka mnasi) meliputi: Fatuteta.

Zaman Pemerintahan :

  1. SEN KOE OTA (Semuel Amheka) thn 1970-1972
  2. Rehuel Baitanu Tahun 1972-1982
  3. Nerman Tunbonat Tahun 1982-1994
  4. Marthen Banu Tahun 1994-1997
  5. Zakarias Amheka Tahun 1997-2001
  6. Olimpas Batmalo Tahun 2001-2007
  7. Abraham Taimenas Tahun 2007
  8. Nitanel Atimeta tahun 2007 sampai sekarang.

Adapun Batas-batas Wilayah :

1. Wilayah Ketemukungan

  1. Barat Berbatasan dengan : Nupu Nakaf, Banao Nakaf, Manu Nakaf, Baha Nakaf, Humau Nakaf.
  2. Timur berbatasan dengna: Usif Oekabiti (Amarasi).
  3. Utara berbatasan dengan: Aome Nakaf, Man Kela Nakaf, Lae Nakaf, Benu Nakaf.
  4. Selatan berbatasan dengan : Usif Baun( Amarasi).

2. Wilayah Pemerintahan

  1. Barat berbatasan dengan: Desa Kuaklalo, Baumata Timur.
  2. Timur berbatasan dengan: Desa Tunbaun, Desa Oesena.
  3. Utara berbatasan dengan: Desa Baumata Utara, Desa Oelnasi, Oelpuah, Oefafi, Oesao.
  4. Selatan berbatasan dengan: Desa To’o Baun.

Komentar yang terbit pada artikel "Sejarah Desa Bokong"

Kirim Komentar

Nama
Telp./HP
E-mail

Komentar

Captha

Komentar Facebook

Aparatur Desa

Kepala Desa

YEFRI ABIA AMNAHAS

Sekretaris Desa

MELUMAGDEN TAFUI

Kepala Seksi Pemerintahan

STEFANUS AMNAHAS

Kaur Keuangan

ROCKY R. MAKASAR

Kaur Umum dan Perencanaan

SALMUN TAIMENAS

KEPALA DUSUN I

YUNUS MASU

KEPALA DUSUN II

YAKOB BAITANU

KEPALA DUSUN III

MARKIUL BANAO

KEPALA DUSUN IV

ANTONIUS AMNAHAS

KEPALA DUSUN V

OBED TAIMENAS

Kepala Seksi Pelayanan dan Kesejahteraan

LOWONG

Staf Perangkat Desa

KESIA AMNAHAS

Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri
Layanan Mandiri

Desa Bokong

Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur

Infografis

-

 Agenda

Statistik Pengunjung

Hari ini:144
Kemarin:128
Total:102.529
Sistem Operasi:Unknown Platform
IP Address:18.97.14.82
Browser:Tidak ditemukan

Jam Kerja

Hari Mulai Selesai
Senin 08:00:00 15:00:00
Selasa 08:00:00 15:00:00
Rabu 08:00:00 15:00:00
Kamis 08:00:00 15:00:00
Jumat 08:00:00 15:00:00
Sabtu Libur
Minggu Libur

Youtube

https://www.youtube.com/watch?v=jIFrap-953c

Transparansi Anggaran

APBDes 2024 Pelaksanaan

Ekuitas

AnggaranRealisasi
Rp 0,00Rp 127.332.622,00

Pendapatan

AnggaranRealisasi
Rp 1.746.825.527,00Rp 1.403.943.862,00

Belanja

AnggaranRealisasi
Rp 1.874.158.149,00Rp 1.237.964.068,00

Pembiayaan

AnggaranRealisasi
Rp 127.332.622,00Rp 0,00

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Aset Desa

AnggaranRealisasi
Rp 5.000.000,00Rp 0,00

Dana Desa

AnggaranRealisasi
Rp 1.141.131.000,00Rp 1.141.131.000,00

Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi

AnggaranRealisasi
Rp 33.080.407,00Rp 26.867.993,00

Alokasi Dana Desa

AnggaranRealisasi
Rp 567.614.120,00Rp 233.735.640,00

Bunga Bank

AnggaranRealisasi
Rp 0,00Rp 2.209.229,00

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 678.252.927,00Rp 281.894.068,00

Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

AnggaranRealisasi
Rp 564.060.222,00Rp 535.026.000,00

Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

AnggaranRealisasi
Rp 15.940.000,00Rp 6.420.000,00

Bidang Pemberdayaan Masyarakat

AnggaranRealisasi
Rp 353.105.000,00Rp 283.224.000,00

Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa

AnggaranRealisasi
Rp 262.800.000,00Rp 131.400.000,00

Lokasi Kantor Desa

Latitude:-10.209023215876707
Longitude:123.7743193845836

Desa Bokong, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang - Nusa Tenggara Timur

Buka Peta

Wilayah Desa